Showing posts with label policy. Show all posts
Showing posts with label policy. Show all posts

Sunday, November 10, 2013

TITIK ETIS DALAM BERKENDARA

ETIKA DALAM BERKENDARA

Supaya kita aman dan nyaman dalam berkendara, selain menaati rambu-rambu lalulintas yang sudah terpampang di tepi jalan. dan aturan tertulis lainnya. Kita juga harus tahu dan mau melaksanakan etika ( aturan yang tidak tertulis ) dalam berkendara.

Sebuah contoh real yang terjadi di sepanjang gang sekitar 500 m, memasuki/menuju lokasi sekolah anak. Gang yang terbilang sempit ini sangat ramai dilalui kendaraan khususnya saat jam masuk/pulang sekolah.

Kondisi jalan tidak memungkinkan untuk mendahului mobil lain di sembarang tempat.  Jika mobil berpapasan pun harus ada yang mengalah untuk berhenti di suatu" titik etis" yang memungkinkan agar mobil lain dapat lewat dengan aman.

Jadi seperti ada suatu kesepakatan yang tidak tertulit diantara para pengemudi untuk mengambil keputusan di sepanjang gang tersebut, apakah harus berhentiuntuk memberi kesempatan mobil lain melaju, atau harus tancap gas.

Inilah implementasi etika yang sesunggungnya. Pengalaman ini memberikan pelajaran, di dalam etika terkandung berbagai hal positif, diantaranya:
1. Adanya Emphati dan saling peduli
2. Ada kerja sama dan saling pengertian
3. Ada toleransi sehingga tidak memaksakan kehendak.

Thursday, September 5, 2013

RESEARCH OF DETERGENTS IMPACT ON FISH POPULATIONS


Para peneliti
 DETERGENTS IMPACT ON FISH POPULATIONS

An experiment conducted by a group of students in secondary schools ( SMPN 7 ) in South Tangerang , in duty group is observing the impact of detergents on fish life.

With the materials used are as follows:
1. Two (2) pieces of glass size @ 100 ml
2. A (1) measuring cup
3. Six (6) ornamental fish
4. Five (5) drops of liquid detergent
5. One hundred (100) ml water

Kondisi ikan di gelas A
Both glasses ( labeled A and B ) prepared with clean water and fish filled. Each filled with 50 ml glasses of water and three fish.

A glass treatments are not given anything, while the glass B plus 5 drops of liquid detergent. Within 5 minutes all of the fish in the glass B will be dead.

Wow ... so extraordinary impact of the use of detergent for fish populations. What is the condition of fish at the river where the water is contaminated with waste materials and household plants?





DAMPAK DETERGEN TERHADAP POPULASI IKAN
Gelas B sebelum ditambah detergen

Suatu percobaan yang dilakukan oleh sekelompok siswa SMPN 7 di Tangerang Selatan dalam menjalankan tugas kelompoknya adalah mengamati dampak detergen terhadap kehidupan ikan.

Dengan bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Dua ( 2 ) buah gelas ukuran @ 100 ml
2. Sebuah ( 1 ) gelas ukur
3. Enam ( 6 ) ekor ikan hias
4. Lima ( 5 ) tetes detergen cair
5. Seratus ( 100 ) ml air bersih

Kedua gelas ( diberi label A dan B ) disiapkan dengan diisi air bersih dan ikan. Masing-masing gelas diisi 50 ml air bersih dan tiga ekor ikan.
Gelas B setelah ditambah detergen, dalam 5 menit ikan mati semua

Gelas A tidak diberikan treatmen apa-apa, sedangkan gelas B ditambah dengan 5 tetes detergen cair. Dalam 5 menit ikan dalam gelas B ternyata mati semua.

Wow ... begitu luar biasa dampak pemakaian detergen bagi populasi ikan. Bagaimana kondisi ikan-ikan disungai yang airnya terkontaminasi bahan-bahan limbah pabrik dan rumah tangga?








Monday, June 24, 2013

BBM NAIK, RAKYAT KECIL MENJERIT

BBM UP, LITTLE PEOPLE SCREAMING

What is the impact of subsidized fuel price hike on the common people?

In an interview with the people who received compensation fund subsidized fuel price hike, in fact they are expecting price stability, so that they can better manage life in the future, from the rise in prices of consumer goods.

Just imagine, how they can split income is minimal, with a variety of things that exist in plain sight at the moment, including:

1. Increase in fuel prices and the rising prices of goods and other services as a result.

2. Preparation for fasting and Eid, which requires more funding to be able bekumpu with family

3. Preparation child goes to school, where school costs to be borne by, among; donation infrastructure fee, uniforms, books, and other expenses.

It's the subsidized fuel price hike neck screaming little people.



BBM NAIK, RAKYAT KECIL MENJERIT

Bagaimana dampak kenaikan BBM bersubsidi terhadap rakyat kecil?

Dalam wawancara dengan masyarakat yang menerima dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi, sebenarnya mereka lebih mengharapkan stabilitas harga, sehingga mereka lebih dapat menata kehidupan di masa depan, dari pada kenaikan harga-harga barang kebutuhan.

Bayangkan saja, bagaimana mereka dapat membagi penghasilan yang sudah minim, dengan berbagai hal yang ada di depan mata di saat ini, diantaranya:
1. Kenaikan harga BBM dan kenaikan harga barang dan jasa lain sebagai dampaknya.
2. Persiapan menjelang puasa dan lebaran, yang membutuhkan dana lebih untuk dapat bekumpu dengan keluarga
3. Persiapan anak masuk sekolah, di mana biaya masuk sekolah yang harus ditanggung, diantara; sumbangan uang gedung, uang seragam, uang buku, dan biaya lainnya.

Sungguh kenaikan harga BBM bersubsidi semakin menjerit leher rakyat kecil.

Wednesday, June 19, 2013

DIFFICULT FOR TAKE A SCHOOL

 THE CURRENT SCHOOL SYSTEM 


Schools today are truly difficult. Difficult process of attending school, the teaching-learning process is hard, difficult to pass, want to find a job after graduation is also difficult. 

What is actually happening?

Difficulties experienced by these difficulties particular to: 
1. Families with children with special needs. 
2. Family as a condition of their children should mutate. 


1. Families with children with special needs.
 

 Children are God's mandate that we must guard and educated in order to become complete human beings before God, and later as an adult to be able to become self-sufficient in meeting the needs of human life.Every parent never expected to have children who can not grow normally.  

Children with special needs, craves attention more than the environment.For families who have a level of all-sufficient economy, the problem may not be able to administer to children with special needs. But for those who are less fortunate, it is a dilemma and heavy loads. 

Still lucky if there is a school that will accept their children. Process of adjustment of the child to the school environment will also be an obstacle if there is no policy that is supported by educational institutions.And educational institutions often reject children "which will be a burden" them. Here's an easy way to "wash your hands and close your eyes", in order to maintain the image of the school. Is this your favorite school term? Which tend to be afraid to face the real challenge. 

Every educational institution should be obliged to accept and be able to educate children who are less fortunate, so that children are able to socialize with their friends are more fortunate without feeling insecure. So that weaknesses will be able to defeat the spirit in achievement.

 2. Family as a condition must mutate their 

Is autonomy a scapegoat of bureaucracy transfer of students? 

If the earlier times, we go to school anywhere in Indonesia, could mutations family at any time as needed. Currently, the children in the last level if the mutation could not be registered for national exams at school.While the parents have to undergo mutations work. Thus the family must be integral. With two automated home needs also increased.
 

 In the mutation process sometimes does not have the ease, for example if the officers were out. Process is suspended until officials at the office, parents often have to commute to the relevant education authorities, and this is very inefficient. 

New admissions policy process should be based on rayon or family card is not favorable for urban employees. Each region seem selfish just want to think about its own citizens.While urban residents who have had to live outside the work area, the children will become second-class citizens in getting their right to attend school. Though their parents contribute to the advancement of the region. 

What does a two-class parents this? 

They entrust their children to a large family so that their children can continue their education according to their ability.Pity the family of this second-class citizens. In order to meet the needs of his life, his family had scattered. The burden of caring for children who should be assuming themselves, eventually thrown into a large family. 

What about the children's development away from their parents? 

Why children should become victims?



PERKEMBANGAN SISTEM SEKOLAH SAAT INI

Sekolah saat ini sungguh sulit. Proses masuk sekolah sulit, proses belajar-mengajar sulit, untuk bisa lulus sulit, setelah lulus mau mencari kerja juga sulit.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kesulitan demi kesulitan ini dialami khususnya untuk :
1. Keluarga dengan anak yang berkebutuhan khusus.
2. Keluarga karena suatu kondisi harus memutasikan anaknya.


1. Keluarga dengan anak yang berkebutuhan khusus.

Anak adalah amanah Tuhan yang harus kita jaga dan dididik agar menjadi manusia yang seutuhnya dihadapan Tuhan, dan kelak saat dewasa agar mampu menjadi insan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Setiap orang tua tidak pernah mengharapkan memiliki anak yang tidak dapat tumbuh dengan normal. Anak-anak dengan kebutuhan khusus, sangat membutuhkan perhatian lebih dari lingkungannya.

Bagi keluarga yang memiliki taraf ekonomi serba berkecukupan, mungkin bukan masalah untuk dapat mengampu anaknya yang berkebutuhan khusus. Namun bagi mereka yang kurang mampu, ini merupakan suatu dilema dan beban berat.

Masih beruntung jika ada sekolah yang mau menerima anak mereka. Proses penyesuaian diri si anak dengan lingkungan sekolah juga akan menjadi kendala jika tidak ada kebijakan yang didukung oleh lembaga pendidikan.

Dan tak jarang lembaga pendidikan segera menolak anak-anak "yang nantinya akan menjadi beban" mereka. Inilah cara mudah untuk "cuci tangan dan tutup mata", demi mempertahankan citra sekolah. Inikah sebutan sekolah favorit? Yang cenderung takut menghadapi tantangan yang sebenarnya.

Semestinya setiap lembaga pendidikan diwajibkan untuk mau menerima dan mampu mendidik anak-anak yang kurang beruntung ini, agar anak-anak ini mampu bersosialisasi dengan teman-teman mereka yang lebih beruntung tanpa rasa minder. Sehingga kelemahannya akan dapat mengalahkan semangatnya dalam berprestasi.


2. Keluarga karena suatu kondisi harus memutasikan anaknya

Apakah otonomi daerah menjadi kambing hitam dari birokrasi mutasi siswa?

Kalau jaman dulu, kita bersekolah di manapun di wilayah Indonesia, bisa mutasi setiap saat sesuai kebutuhan keluarga. Saat ini, anak-anak di level terakhir tidak bisa mutasi jika sudah didaftarkan untuk mengikuti ujian nasional di sekolahnya.

Sementara orang tua harus menjalani mutasi kerja. Dengan demikian keluarga harus terpisahkan. Dengan dua rumah otomatis kebutuhan hidup juga meningkat.

Dalam proses mutasi terkadang tidak mendapat kemudahan, misalnya jika pejabatnya sedang keluar. Proses terhenti sementara hingga pejabat ada di kantor, tak jarang orang tua harus bolak-balik ke dinas pendidikan terkait, dan ini sangat tidak efisien.

Kebijakan proses penerimaan siswa baru harus berdasar rayon atau Kartu Keluarga sangat tidak menguntungkan bagi pegawai urban. Terkesan masing-masing daerah egois hanya mau memikirkan warganya sendiri.

Sementara warga urban yang karena pekerjaannya harus tinggal di luar daerahnya, anak-anaknya akan menjadi warga kelas dua dalam mendapatkan haknya untuk bersekolah. Padahal orang tua mereka berkontribusi terhadap kemajuan wilayah tersebut.

Apa yang dilakukan para orang tua kelas dua ini?

Mereka menitipkan anak-anaknya ke keluarga besar supaya anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan sesuai kemampuan mereka.

Kasihan sekali keluarga dari warga kelas dua ini. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, keluarganya harus tercerai berai. Beban mengasuh anak yang semestinya dapat dipikulnya sendiri, akhirnya dilempar ke keluarga besar.

Bagaimana dengan perkembangan anak yang jauh dari orangtuanya?

Mengapa anak yang harus menjadi korban?